Seismologi



SEISMOLOGI
 
OLEH:
Muh. Rian Arisandi. Z.
(60400113039)
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2016

A.    PENGERTIAN SEISMOLOGI
Seismologi berasal dari dua kata yaitu seismos yang berarti gempa bumi dan logos yang berarti ilmu sehingga arti dari kata seismologi adalah suatu ilmu yang mempelajari gempa bumi dan getaran tanah lainnya.  Pada saat terjadi gempabumi, dari sumbernya akan memancar gelombang elastik yang menjalar ke segala arah melalui badan dan permukaan bumi, dan bertolak dari sini dapat diketahui keadaan fisik di dalam bumi.  Namun seiring berkembangnya waktu dan teknologi, seismologi tidak hanya khusu mempelajari gempa bumi melainkan adalah seismologi teknik (earthquake engineering), seismologi prospecting, seismologi nuklir, seismologi forcasting. Seismologi sendiri merupakan cabang dari Solid earth physics yang merupakan cabang ilmu geofisika. Sedang geofisika sendiri merupakan cabang dari geosains.
B.   PERKEMBANGAN SEISMOLOGI DI INDONESIA
Pengamatan gempa bumi di Indonesia berawal pada tahun 1898 saat pemerintah Hindia Belanda mengoperasikan seismograf mekanik Ewing. Kemudian pada tahun 1908 dipasang seismograf Wiechert komponen horizontal yang pada tahun 1928 dilengkapi dengan seismograf Wiechert komponen vertikal. Pemasangan kedua jenis seismograf tersebut dilakukan di beberapa kota yaitu Jakarta, Medan, Bengkulu dan Ambon. Dengan instrumen yang ada dilakukan pemantauan gempa bumi meskipun dengan tingkat keakuratan rendah jika dibandingkan saat ini.
Pada tahun 1953 BMG sebagai instansi yang terkait dengan pengamatan gempa bumi memasang seismograf Elektromagnetik Sprengnether di Lembang - Bandung yang disusul dengan pemasangan seismograf bertipe sama di Jakarta, Medan, Tangerang, Denpasar, Ujungpandang, Kupang, Jayapura, Manado dan Ambon sehingga terbentuk jaringan seismograf yang pertama kali di Indonesia. Seismograf 3 komponen ini beroperasi di sepuluh kota tersebut sampai dengan tahun 1980-an.
Pada tahun 1964 di stasiun Lembang dipasang Seismograf Teledyne Geotech yang termasuk dalam jaringan WWSSN (World Wide Standard Seismololgical Network). Seismograf ini memiliki 6 komponen dan mengalami modifikasi pada tahun 1978. Kemudian pada tahun 1974 UNDP-Unesco mengadakan proyek pengembangan seismologi di Indonesia yang antara lain meliputi standarisasi seismograf dan proses pengolahan data gempa bumi serta pengembangan jaringan pemantau. Salah satu bentuknya adalah pemasangan seismograf periode pendek (Short Period Seismograph - Kinemetric) komponen Z di 27 stasiun seluruh Indonesia.
Era sistem pemantauan telemetri di BMG dimulai ketika pada tahun 1989 dioperasikan Seismograf Telemetri Periode Pendek komponen Z dari LDG-Perancis di 28 stasiun pemantau di seluruh Indonesia. Stasiun-stasiun ini dikelompokkan menjadi 5 wilayah yang masing-masing memiliki satu Pusat Gempa bumi Regional (Regional Seismological Center) dengan pemantauan secara real time yang dipusatkan di Jakarta sebagai Pusat Gempa bumi Nasional (National Seismological Center). Seluruh stasiun ini pada tahun 1998 dilengkapi dengan fasilitas GARNET. Jaringan tersebut masih beroperasi hingga saat ini dan merupakan jaringan pemantau seismik utama BMG
Sejak tahun 1989 tersebut dapat dikatakan bahwa BMG memiliki dua tipe stasiun pemantau gempa bumi di Indonesia. Pertama adalah stasiun telemetri yang tidak berawak dan lainnya adalah stasiun geofisika konvensional. Di stasiun geofisika konvensional, data gempa bumi diobservasi dengan bantuan operator kemudian dilanjutkan dengan pengolahan data dan analisis parameter gempa bumi sementara. Data tersebut juga dikirimkan melalui internet, faksimil dan sistem komunikasi data lainnya ke PGR dan PGN untuk dianalisis lebih lanjut. Secara keseluruhan saat ini terdapat 30 stasiun geofisika konvensional dan 28 stasiun seismik telemetri yang tersebar di lima balai wilayah di seluruh Indonesia. Balai wilayah yang juga berfungsi sebagai Pusat Gempa Regional ini terdapat di lima kota yaitu Medan, Ciputat, Denpasar, Makasar dan Jayapura
Pada tahun 1993 dipasang seismograf periode panjang (Long Period Seismograph) 3 komponen di stasiun geofisika konvensional Tretes yang dilengkapi dengan TREMORS. Di tahun ini pula dipasang seismograf periode pendek 3 komponen SPS-3 (Kinemetrics) di 9 stasiun geofisika konvensional di seluruh Indonesia yaitu di Banda Aceh, Padang Panjang, Kepahyang, Kotabumi, Tanjungpandan, Kupang, Palu, Ambon dan Sorong.
Perkembangan lain dari sistem pemantau seismik BMG adalah dimulainya era broadband sejak tahun 1992 pada saat dioperasikannya seismograf 3 komponen tipe Broadband di stasiun Parapat dan Jayapura. Keduanya hingga saat ini masih beroperasi. Menyusul pada kurun waktu 1997-2001 dengan adanya proyek kerjasama Indonesia dan Jepang yaitu Joint Operation of Japan - Indonesia Seismic Network (JISNET) dipasang seismograf jenis broadband di 23 stasiun di seluruh Indonesia. Proyek kerjasama ini dilanjutkan kembali antara NIED Jepang dan BMG untuk periode 2001-2006 dengan nama Operation & Data Exchange of Japan - Indonesia Seismic Network (JISNET continued). Pelaksanaan proyek ini meliputi pemasangan seismograf jenis Broadband di 22 stasiun seluruh Indonesia.
Sementara itu, pada tahun 1999 di Kappang (Sulawesi Selatan) dipasang seismograf 3 komponen jenis broadband yang merupakan kerjasama BMG-UCSD/USA. Pada tahun 2002 di stasiun yang sama kembali dipasang seismograf bertipe broadband yang merupakan salah satu dari 6 stasiun seismik CTBTO (Comprehensive Nuclear Test Ban Treaty Organization). Lima stasiun lainnya adalah Parapat, Lembang, Kupang, Sorong dan Jayapura. Seismograf ini direncanakan akan beroperasi sampai dengan tahun 2004.
Pada tahun 2003 dibentuk Sistem Pemantauan Seismik Nasional (National Seismic Monitoring System) dengan penambahan seismograf broadband di 27 stasiun-stasiun seismik seluruh Indonesia. Seismograf ini terintegrasi dengan jaringan yang telah ada dan mempunyai sistem pengolahan data real time berlokasi di Jakarta dengan 3 Pusat Seismik Regional Mini (Mini Regional Seismic Center) yang berlokasi di Padangpanjang, Kepahyang, Palu. Jaringan sistem pemantau yang dikembangkan hingga tahun 2005 ini juga meliputi 15 Digital Strong-motion Accelerograph. Diharapkan dengan adanya penambahan instrumen pengamat dan perluasan jaringan seismik maka pengamatan gempa bumi serta fenomena yang menyertainya dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna.
C.   GEMPA BUMI
Gempabumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Akumulasi energi penyebab terjadinya gempabumi dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng tektonik. Energi yang dihasilkan dipancarkan kesegala arah berupa gelombang gempabumi sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi.
1.      Parameter Gempabumi
·         Waktu terjadinya gempabumi (Origin Time - OT)
·         Lokasi pusat gempabumi (Episenter)
·         Kedalaman pusat gempabumi (Depth)
·         Kekuatan Gempabumi (Magnitudo)
2.      Karakteristik Gempabumi
·         Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat
·         Lokasi kejadian tertentu
·         Akibatnya dapat menimbulkan bencana
·         Berpotensi terulang lagi
·         Belum dapat diprediksi
·         Tidak dapat dicegah, tetapi akibat yang ditimbulkan dapat dikurangi
D.  PENYEBAB TERJADINYA GEMPA BUMI
Penyebab terjadinya gempa bumi sangat bermacam-macam. Diantaranya terjadi akibat runtuhnya gua di dalam perut bumi, tabrakan atau Impact, peledakan gunung berapi dan kegiatan tektonik. Untuk penjelasannya, mari kita lihat satu-persatu.
1.    Runtuhnya Gua di dalam Bumi

Para ahli tempo dulu menyatakan bahwa, salah satu penyebab terjadinya gempa bumi adalah runtuhnya gua-gua besar yang terdapat di dalam perut bumi. Namun, ternyata dugaan itu seratus persen sama sekali tidak benar. Sebab, kejadian seperti itu tidak pernah terjadi.
Andai saja jika terjadi keruntuhan di dalam perut bumi, maka hal itu hanya mungkin terjadi pada daerah Underground (pertambangan bawah tanah) atau penggalian batu kapur dan sejenisnya. Akan tetapi, keruntuhan tidak akan menyebabkan gempa bumi.
Yang akan terjadi hanyalah timbulnya getaran-getaran bumi yang memiliki kekuatan Skala Ritcher kecil dan hanya menjangkau lingkungan setempat.

2.      Tabrakan atau Impack


bumiwww.thecosmosphere. com
Pada awalnya banyak orang yang percaya bahwa gempa bumi disebabkan oleh meteor yang jatuh ke bumi pada tahun 1908 di rusia. Meteor itu beralih dan jatuh ke bumi, mengakibatkan terjadinya lubang besar yang menyerupai sebuah kawah.
Walaupun gelombang yang dihasilkan tercatat hingga ke kota london, Inggris. Namun, efek yang dihasilkan sama sekali tidak terekam oleh Seismograf (Alat pencatat getaran bumi).
Kesimpulannya adalah, getaran yang dihasilkan oleh tabrakan meteor memiliki kekuatan yang sangat kecil. Sehingga tabrakan itu tidak akan bisa mengakibatkan gempa. Lagi pula, kejadian seperti ini sangatlah jarang ditemui.

3.      Aktifitas Gunung berapi (vulkanik)


iso.500px.com
Aktivitas gunung berapi merupakan salah satu penyebab terjadinya gempa bumi. Aktifitas ini juga biasa disebut sebagai gempa bumi vulkanik. Gempa bumi jenis ini terjadi sebelum hingga setelah peledakan suatu gunung berapi.
Salah satu penyebabnya adalah karena adanya persentuhan antara dinding gunung berapi dengan magma beserta gas yang memiliki tekanan yang kuat. Persentuhan ini terjadi ketika magma berpindah secara tiba-tiba, sehingga munculah suatu ledakan di dalam dapur magma.
Sebenarnya gempa bumi vulkanik memiliki kedudukan yang lemah. Biasanya gempa bumi vulkanik hanya dirasakan oleh wilayah sekitar gunung berapi aktif saja. Dari seluruh gempa bumi yang ada di indonesia, hanya 7% yang masuk kedalam gempa bumi vulkanik.
DAFTAR PUSTAKA
http://ahmadlegowo.blogspot.co.id/2015/02/pengertian-seismologi.html
http://lingkarankata.blogspot.co.id/2014/12/perkembangan-seismologi-di-indonesia.html
http://sehatisme.com/penyebab-terjadinya-gempa-bumi/
http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Gempabumi_-_Tsunami/Gempabumi.bmkg

Komentar

Postingan Populer